Did You Know About HIV – AIDS
Assalamualaikum
Readers semua...
Kita
ketemu lagi dalam pembahasan mengenai HIV – AIDS part 3 ya readers..
Tanpa
buang – buang waktu lagi, yuk kita bahas tentang penularan HIV – AIDS..
Readers
semua, virus
HIV didalam tubuh hanya
terdapat pada cairan tubuh seseorang yang sudah terinfeksi seperti air susu ibu (ASI),
cairan sperma (air mani), cairan vagina, dan darah. Virus ini tidak terdapat
pada cairan tubuh seperti keringat, air mata, dan air liur (ludah). Dan semua
orang beresiko terinfeksi virus HIV. Kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi
virus ini antara lain:
1. Pengguna narkoba suntik.
2. Pengguna tato dan tindik.
3. Pasangan sesama jenis (
laki – laki dengan laki – laki, perempuan dengan perempuan).
4. Pasangan biseksual/ACDC
(perempuan OK, laki – laki OK).
5. Pekerja seks komersial.
Penularan
HIV – AIDS sendiri bisa terjadi dengan cara
1. Pemakaian narkoba suntik
secara bergantian. Biasanya mereka yang menggunakan narkoba jenis suntik
menggunakannya secara bersamaan karena rasa kebersamaan dan mendapatkan
perasaan “fly” yang lebih menyenangkan. Readers, apapun jenis narkoba, narkoba
adalah salah satu pintu yang menjerumuskan readers pada gerbang kehancuran.
Sekali readers mencoba dan ketagihan maka semenjak itulah readers akan
menghancurkan masa depan readers. Semua jenis narkoba memiliki efek buruk bagi
kesehatan, kecuali narkoba yang memang digunakan dalam proses pengobatan yang
tentunya sesuai dosis.
2. Melakukan hubungan seks
bebas (baik yang dilakukan secara intercourse, oral, anal, dan digital sex). Yups,
melakukan seks bebas dengan laki – laki atau perempuan yang bukan menjadi
pasangan suami/istri beresiko. Selain itu kelompok gay (pasangan sesama jenis
laki – laki dengan laki – laki) atau kelompok yang ACDC ( laki – laki OK,
perempuan OK) adalah kelompok dengan jumlah penderita ODHA sangat besar.
Seperti yang dibahas dalam part 2 tentang jumlah penderita ODHA dan kelompok
ODHA bukan hanya orang yang “negatif” tapi juga orang – orang yang “positif”.
Maksudnya positif disini adalah para ibu – ibu rumah tangga biasa yang setia
pada suaminya, namun terjangkit virus ini karena tertular suaminya. Ini
pelajaran ya readers.. kesetiaan adalah salah satu kunci untuk menghindari
penyebaran virus ini lebih jauh. Untuk para laki – laki, jangan donk ya “jajan”
sembarangan dan mengakibatkan keluarga menjadi hancur. Semua masalah pasti
punya jalan keluar untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Dan yang lebih
memilukan readers, rata – rata para ibu ini baru mengetahui bahwa suami mereka
termasuk ODHA ketika sudah masuk periode 3 (masih inget donk ya?kalo lupa baca
lagi di part1) dan sudah dalam kondisi yang kritis, bahkan ada yang baru
mengetahui saat suami mereka sudah meninggal dunia. Oleh karena itu, ceritaku
disini menyarankan untuk melakukan tes medis terlebih dahulu sebelum menikah.
Hal ini bukan didasarkan karena azas ketidakpercayaan readers, tapi bukankah
tujuan utama dari menikah adalah membina keluarga yang sakinah, mawadah dan
warohmah? Walaupun menggunakan alat keamanan seperti kondom, bukan berarti
masalah ini tidak akan muncul atau terbebas dari bahaya HIV – AIDS, karena
banyak sekali kasus yang muncul walaupun sudah menggunakan kondom.
3. Penularan selanjutnya
yaitu dari ibu ke anak melalui ASI dan resiko tertinggi adalah ketika ibu
termasuk ODHA dan melahirkan secara normal. Hal ini dikarenakan adanya darah
yang keluar saat melahirkan dan adanya perlukaan pada jalan lahir ketika melahirkan
secara normal. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah melakukan tes HIV – AIDS
pada calon ibu yang akan melahirkan. Dibeberapa rumah sakit sudah mulai
menerapkan hal ini guys, selain untuk mencegah terjadinya penularan dari ibu ke
bayi juga sebagai alarm untuk petugas medis untuk safety secara maksimal.
Karena dalam proses melahirkan akan bersentuhan langsung dengan darah dan
cairan vagina, dimana keduanya virus HIV – AIDS itu hidup. Namun, belum semua
rumah sakit melakukan pengetesan HIV – AIDS pada ibu yang akan melahirkan,
guys. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari para calon ibu untuk mau
mengetesnya secara mandiri. Jika sudah positif, maka ibu tersebut diharuskan
untuk melahirkan secara sesar dan tidak boleh menyusui anaknya. Walaupun dalam
Al Qur’an disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan ASI selama 2 tahun, namun
dalam kasus ini hal tersebut bisa dimaklumi dan tidak dianjurkan untuk
dilakukan. Selain itu bayi yang baru lahir juga akan langsung mendapatkan
vaksin ARV dan pengetesan HIV untuk mencegah kemungkinan terburuk.
4. Berciuman Mouth to Mouth
(berciuman mulut dengan mulut). Ini menjadi faktor resiko, karena kita tidak
dapat memastikan apakah mulut kita bersih dari perlukaan. Jika terdapat
perlukaan, maka virus HIV akan menginfeski lewat luka tersebut dan masuk
kedalam darah.
5. Transfusi darah. Yups,
faktor penyebab penularan yang terakhir adalah transfusi darah. Walaupun hal
ini jarang terjadi, namun pernah ditemukan kasus seperti ini. Untuk
menghindarinya adalah, jangan melakukan transfusi darah secara langsung. Jika
readers atau keluarga atau teman membutuhkan transfusi darah, lebih baik
mengambilnya di bank darah (PMI) maka kemungkinan terinfeksi kecil terjadi, hal
ini dikarenakan setiap darah yang masuk sudah melalui uji tes darah yang
lengkap, dan Insya ALLAh aman untuk didonorkan kepada yang membutuhkan. Atau
jika memang persediaan darah sedang tidak ada dan mengharuskan transfusi secara
cepat dan langsung, hendaknya minta untuk dilakukan tes HIV terlebih dahulu.
Kita ga mau donk ya, menyelamatkan nyawa, tapi memberinya bonus terinfeksi
HIV???
6. Penggunaan peralatan tajam
secara bergantian. Peralatan yang termasuk antara lain jarum suntik, jarum tato, jarum tindik, dan pisau cukur. Hal ini
biasa terjadi pada orang yang menggunakan narkoba jarum suntik. Penggunaan
jarum suntik secara bergantian di rumah sakit sudah tidak dilakukan lagi. Hal
ini juga berlaku untuk para pembuat dan pengguna tato dan tindik ya guys..
Bagaimana
readers??? Masih penasaran dan melanjutkan membaca?
Oke,
kalo tadi kita sudah membahas tentang cara penularan, maka sekarang kita akan
membahas tentang hal – hal yang tidak menyebabkan penularan HIV – AIDS.
Readers,
ada beberapa hal yang tidak akan menularkan HIV – AIDS pada seseorang, hal ini
antara lain:
1. Bersentuhan, bersalaman,
berpelukan dengan ODHA.
2. Menggunakan peralatan
makan bersama dengan ODHA.
3. Gigitan nyamuk.
4. Terkena keringat, air liur
(ludah), air mata penderita ODHA.
5. Berenang bersama dengan
ODHA.
6. Bermain bersama.
7. Menggunakan fasilitas umum
bersama.
8. Tinggal bersama dengan
ODHA.
Pencegahan
primer yang bisa dilakukan untuk menghindari HIV – AIDS sebagai berikut:
1. A ( abstinensi) yang
artinya tidak melakukan seks bebas bagi orang yang belum menikah.
2. B (be faithfull) yang
artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti –
ganti)
3. C (condom) yang artinya
menggunakan pengaman ketika salah satu pasangan menderita HIV – AIDS. Namun,
sekali lagi ceritaku, tidak merekomendasikan readers untuk menggunakannya.
4. D (drug no) yang artinya
dilarang menggunakan narkoba suntik. Namun, ceritaku juga melarang keras
penggunaan narkoba dalam jenis apapun!
Adapun
pencegahan khusus yang harus dilakukan antara lain:
1. Konseling dan tes HIV
sukarela bagi yang beresiko.
2. Hindari pemakaian
peralatan tajam secara bergantian (jarum suntik, jarum tindik, jarum tato,
pisau cukur).
3. Kewaspadaan universal bagi
petugas kesehatan seperti:
·
APD:
alat perlindungan diri seperti sarung tangan, jubah, dan masker.
·
Cuci
tangan 7 langkah sebelum dan sesudah tindakan.
·
Penanganan
limbah yang tepat.
·
Desinfeksi
dengan larutan klorin.
So,
jika ada orang terdekat kita yang beresiko, hal apa yang harus kita lakukan?
Hal
pertama yang harus kita lakukan adalah mengetes secara sukarela. Karena untuk
mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus HIV adalah dengan melakukan tes. Tes
dilakukan tidak hanya 1 kali ya guys, ingat kembali periode jendela ya guys,
waktu 0 – 6 bulan adalah waktu dimana jika seseorang melakukan tes maka hasil
yang didapat adalah negatif. Maka lakukan tes minimal 3 kali dalam jarak waktu
6 bulan. Dalam rentang jarak waktu tersebut, hendaknya melakukan pencegahan –
pencegahan seperti yang sudah dijelaskan diatas ya guys. Selain itu melakukan
konseling sebagai persiapan mental akan hasil tes mutlak diperlukan. Hal ini
berhubungan langsung dengan CD4 orang yang terinfeksi. Jika seseorang tidak
memiliki kesiapan mental akan hasil tes, orang tersebut akan mudah mengalami
stres berkepanjangan dan penolakan yang ekstrem terhadap dirinya sendiri. Jika
sudah begini, maka CD4 akan menurun secara drastis dan mengakibatkan orang
tersebut akan mudah untuk masuk dalam priode AIDS dengan cepat. Memberikan
dukungan juga membantu para ODHA untuk bisa menerima kondisinya dan hidup
dengan baik. Jangan mengucilkan, mencaci bahkan menjugde para ODHA, karena
seperti yang tadi sudah dijelaskan, bahwa tidak semua ODHA adalah orang yang
negatif. Berikan kesempatan para ODHA untuk menata hidupnya, berkarya sesuai
dengan kemampuannya sehingga produkstivitas ODHA dapat meningkat. Mengingatkan
dan memberi dukungan dalam pengawasan meminum ARV juga mutlak diperlukan. Karena
ODHA akan meminum ARV seumur hidupnya, adakalanya ODHA akan merasa jenuh dan
berputus asa akan kondisi yang dihadapinya. Oleh karena itu berilah dukungan
moral yang baik untuk mereka. Setiap orang berhak untuk hidup dan mendapat
kesempatan kedua untuk kehidupan yang lebih baik, termasuk juga ODHA. Oleh
karena itu, bijaklah dalam setiap tindakan, ucapan, dan sikap kita ya guys..
Karena
apa yang kita sebar adalah apa yang kita tuai..
Jika
virus HIV menginfeksi seorang dari seseorang yang lain, virus yang didapat
tidak semakin ganas. Perlu diingat bahwa, yang menyebabkan terjadinya penurunan
status kesehatan ODHA adalah tidak patuhnya dalam meminum ARV, tingkat stres
dan kecemasan yang tinggi, adanya penilaian diri yang buruk dan penolakan yang
ekstrem terhadap dirinya sendiri. So, apakah semua pertanyaan yang ada di
pembahasan part 1 sudah terjawab??
So, guys..
Ini adalah akhir dari
pembahasan ceritaku mengenai HIV - AIDS..
Semoga pembahasan ceritaku
dapat menambah wawasan kesehatan bagi para readers semua.
Jangan ragu untuk berbagi
informasi ya guys..
Karena perlu readers ingat
dan camkan baik – baik, semua orang bisa terkena AIDS. Belum ada vaksin
pencegahan dan belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Penularan virus HIV
sangat cepat. Pengetahuan yang baik tentang HIV – AIDS adalah langkah pertama
untuk pencegahan penyebaran HIV – AIDS lebih meluas.
So, see u later in next
time ya guys...
Lets Go to stay healthy
for better life. Bye...
Written by: @nou_chi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar