Senin, 30 September 2013

Did You Know About HIV - AIDS Part 3



Did You Know About HIV – AIDS
( Part 3 )



Assalamualaikum Readers semua...
Kita ketemu lagi dalam pembahasan mengenai HIV – AIDS part 3 ya readers..
Tanpa buang – buang waktu lagi, yuk kita bahas tentang penularan HIV – AIDS..

Readers semua, virus HIV didalam tubuh hanya terdapat pada cairan tubuh seseorang yang sudah terinfeksi seperti air susu ibu (ASI), cairan sperma (air mani), cairan vagina, dan darah. Virus ini tidak terdapat pada cairan tubuh seperti keringat, air mata, dan air liur (ludah). Dan semua orang beresiko terinfeksi virus HIV. Kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi virus ini antara lain:
1.     Pengguna narkoba suntik.              
2.    Pengguna tato dan tindik.
3.    Pasangan sesama jenis ( laki – laki dengan laki – laki, perempuan dengan perempuan).
4.    Pasangan biseksual/ACDC (perempuan OK, laki – laki OK).
5.    Pekerja seks komersial.
6.    Petugas kesehatan.


Penularan HIV – AIDS sendiri bisa terjadi dengan cara
1.     Pemakaian narkoba suntik secara bergantian. Biasanya mereka yang menggunakan narkoba jenis suntik menggunakannya secara bersamaan karena rasa kebersamaan dan mendapatkan perasaan “fly” yang lebih menyenangkan. Readers, apapun jenis narkoba, narkoba adalah salah satu pintu yang menjerumuskan readers pada gerbang kehancuran. Sekali readers mencoba dan ketagihan maka semenjak itulah readers akan menghancurkan masa depan readers. Semua jenis narkoba memiliki efek buruk bagi kesehatan, kecuali narkoba yang memang digunakan dalam proses pengobatan yang tentunya sesuai dosis.
2.    Melakukan hubungan seks bebas (baik yang dilakukan secara intercourse, oral, anal, dan digital sex). Yups, melakukan seks bebas dengan laki – laki atau perempuan yang bukan menjadi pasangan suami/istri beresiko. Selain itu kelompok gay (pasangan sesama jenis laki – laki dengan laki – laki) atau kelompok yang ACDC ( laki – laki OK, perempuan OK) adalah kelompok dengan jumlah penderita ODHA sangat besar. Seperti yang dibahas dalam part 2 tentang jumlah penderita ODHA dan kelompok ODHA bukan hanya orang yang “negatif” tapi juga orang – orang yang “positif”. Maksudnya positif disini adalah para ibu – ibu rumah tangga biasa yang setia pada suaminya, namun terjangkit virus ini karena tertular suaminya. Ini pelajaran ya readers.. kesetiaan adalah salah satu kunci untuk menghindari penyebaran virus ini lebih jauh. Untuk para laki – laki, jangan donk ya “jajan” sembarangan dan mengakibatkan keluarga menjadi hancur. Semua masalah pasti punya jalan keluar untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Dan yang lebih memilukan readers, rata – rata para ibu ini baru mengetahui bahwa suami mereka termasuk ODHA ketika sudah masuk periode 3 (masih inget donk ya?kalo lupa baca lagi di part1) dan sudah dalam kondisi yang kritis, bahkan ada yang baru mengetahui saat suami mereka sudah meninggal dunia. Oleh karena itu, ceritaku disini menyarankan untuk melakukan tes medis terlebih dahulu sebelum menikah. Hal ini bukan didasarkan karena azas ketidakpercayaan readers, tapi bukankah tujuan utama dari menikah adalah membina keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah? Walaupun menggunakan alat keamanan seperti kondom, bukan berarti masalah ini tidak akan muncul atau terbebas dari bahaya HIV – AIDS, karena banyak sekali kasus yang muncul walaupun sudah menggunakan kondom.


3.    Penularan selanjutnya yaitu dari ibu ke anak melalui ASI dan resiko tertinggi adalah ketika ibu termasuk ODHA dan melahirkan secara normal. Hal ini dikarenakan adanya darah yang keluar saat melahirkan dan adanya perlukaan pada jalan lahir ketika melahirkan secara normal. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah melakukan tes HIV – AIDS pada calon ibu yang akan melahirkan. Dibeberapa rumah sakit sudah mulai menerapkan hal ini guys, selain untuk mencegah terjadinya penularan dari ibu ke bayi juga sebagai alarm untuk petugas medis untuk safety secara maksimal. Karena dalam proses melahirkan akan bersentuhan langsung dengan darah dan cairan vagina, dimana keduanya virus HIV – AIDS itu hidup. Namun, belum semua rumah sakit melakukan pengetesan HIV – AIDS pada ibu yang akan melahirkan, guys. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari para calon ibu untuk mau mengetesnya secara mandiri. Jika sudah positif, maka ibu tersebut diharuskan untuk melahirkan secara sesar dan tidak boleh menyusui anaknya. Walaupun dalam Al Qur’an disebutkan bahwa anak berhak mendapatkan ASI selama 2 tahun, namun dalam kasus ini hal tersebut bisa dimaklumi dan tidak dianjurkan untuk dilakukan. Selain itu bayi yang baru lahir juga akan langsung mendapatkan vaksin ARV dan pengetesan HIV untuk mencegah kemungkinan terburuk.
4.    Berciuman Mouth to Mouth (berciuman mulut dengan mulut). Ini menjadi faktor resiko, karena kita tidak dapat memastikan apakah mulut kita bersih dari perlukaan. Jika terdapat perlukaan, maka virus HIV akan menginfeski lewat luka tersebut dan masuk kedalam darah.
5.    Transfusi darah. Yups, faktor penyebab penularan yang terakhir adalah transfusi darah. Walaupun hal ini jarang terjadi, namun pernah ditemukan kasus seperti ini. Untuk menghindarinya adalah, jangan melakukan transfusi darah secara langsung. Jika readers atau keluarga atau teman membutuhkan transfusi darah, lebih baik mengambilnya di bank darah (PMI) maka kemungkinan terinfeksi kecil terjadi, hal ini dikarenakan setiap darah yang masuk sudah melalui uji tes darah yang lengkap, dan Insya ALLAh aman untuk didonorkan kepada yang membutuhkan. Atau jika memang persediaan darah sedang tidak ada dan mengharuskan transfusi secara cepat dan langsung, hendaknya minta untuk dilakukan tes HIV terlebih dahulu. Kita ga mau donk ya, menyelamatkan nyawa, tapi memberinya bonus terinfeksi HIV???
6.    Penggunaan peralatan tajam secara bergantian. Peralatan yang termasuk antara  lain jarum suntik, jarum  tato, jarum tindik, dan pisau cukur. Hal ini biasa terjadi pada orang yang menggunakan narkoba jarum suntik. Penggunaan jarum suntik secara bergantian di rumah sakit sudah tidak dilakukan lagi. Hal ini juga berlaku untuk para pembuat dan pengguna tato dan tindik ya guys..

Bagaimana readers??? Masih penasaran dan melanjutkan membaca?
Oke, kalo tadi kita sudah membahas tentang cara penularan, maka sekarang kita akan membahas tentang hal – hal yang tidak menyebabkan penularan HIV – AIDS.

Readers, ada beberapa hal yang tidak akan menularkan HIV – AIDS pada seseorang, hal ini antara lain:
1.     Bersentuhan, bersalaman, berpelukan dengan ODHA.
2.    Menggunakan peralatan makan bersama dengan ODHA.
3.    Gigitan nyamuk.
4.    Terkena keringat, air liur (ludah), air mata penderita ODHA.
5.    Berenang bersama dengan ODHA.
6.    Bermain bersama.
7.    Menggunakan fasilitas umum bersama.
8.    Tinggal bersama dengan ODHA.

Pencegahan primer yang bisa dilakukan untuk menghindari HIV – AIDS sebagai berikut:
1.     A ( abstinensi) yang artinya tidak melakukan seks bebas bagi orang yang belum menikah.
2.    B (be faithfull) yang artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti – ganti)
3.    C (condom) yang artinya menggunakan pengaman ketika salah satu pasangan menderita HIV – AIDS. Namun, sekali lagi ceritaku, tidak merekomendasikan readers untuk menggunakannya.
4.    D (drug no) yang artinya dilarang menggunakan narkoba suntik. Namun, ceritaku juga melarang keras penggunaan narkoba dalam jenis apapun!

Adapun pencegahan khusus yang harus dilakukan antara lain:
1.     Konseling dan tes HIV sukarela bagi yang beresiko.
2.    Hindari pemakaian peralatan tajam secara bergantian (jarum suntik, jarum tindik, jarum tato, pisau cukur).
3.    Kewaspadaan universal bagi petugas kesehatan seperti:
·         APD: alat perlindungan diri seperti sarung tangan, jubah, dan masker.
·         Cuci tangan 7 langkah sebelum dan sesudah tindakan.
·         Penanganan limbah yang tepat.
·         Desinfeksi dengan larutan klorin.

So, jika ada orang terdekat kita yang beresiko, hal apa yang harus kita lakukan?
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengetes secara sukarela. Karena untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus HIV adalah dengan melakukan tes. Tes dilakukan tidak hanya 1 kali ya guys, ingat kembali periode jendela ya guys, waktu 0 – 6 bulan adalah waktu dimana jika seseorang melakukan tes maka hasil yang didapat adalah negatif. Maka lakukan tes minimal 3 kali dalam jarak waktu 6 bulan. Dalam rentang jarak waktu tersebut, hendaknya melakukan pencegahan – pencegahan seperti yang sudah dijelaskan diatas ya guys. Selain itu melakukan konseling sebagai persiapan mental akan hasil tes mutlak diperlukan. Hal ini berhubungan langsung dengan CD4 orang yang terinfeksi. Jika seseorang tidak memiliki kesiapan mental akan hasil tes, orang tersebut akan mudah mengalami stres berkepanjangan dan penolakan yang ekstrem terhadap dirinya sendiri. Jika sudah begini, maka CD4 akan menurun secara drastis dan mengakibatkan orang tersebut akan mudah untuk masuk dalam priode AIDS dengan cepat. Memberikan dukungan juga membantu para ODHA untuk bisa menerima kondisinya dan hidup dengan baik. Jangan mengucilkan, mencaci bahkan menjugde para ODHA, karena seperti yang tadi sudah dijelaskan, bahwa tidak semua ODHA adalah orang yang negatif. Berikan kesempatan para ODHA untuk menata hidupnya, berkarya sesuai dengan kemampuannya sehingga produkstivitas ODHA dapat meningkat. Mengingatkan dan memberi dukungan dalam pengawasan meminum ARV juga mutlak diperlukan. Karena ODHA akan meminum ARV seumur hidupnya, adakalanya ODHA akan merasa jenuh dan berputus asa akan kondisi yang dihadapinya. Oleh karena itu berilah dukungan moral yang baik untuk mereka. Setiap orang berhak untuk hidup dan mendapat kesempatan kedua untuk kehidupan yang lebih baik, termasuk juga ODHA. Oleh karena itu, bijaklah dalam setiap tindakan, ucapan, dan sikap kita ya guys..

Karena apa yang kita sebar adalah apa yang kita tuai..

Jika virus HIV menginfeksi seorang dari seseorang yang lain, virus yang didapat tidak semakin ganas. Perlu diingat bahwa, yang menyebabkan terjadinya penurunan status kesehatan ODHA adalah tidak patuhnya dalam meminum ARV, tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, adanya penilaian diri yang buruk dan penolakan yang ekstrem terhadap dirinya sendiri. So, apakah semua pertanyaan yang ada di pembahasan part 1 sudah terjawab??


So, guys..

Ini adalah akhir dari pembahasan ceritaku mengenai HIV - AIDS..

Semoga pembahasan ceritaku dapat menambah wawasan kesehatan bagi para readers semua.


Jangan ragu untuk berbagi informasi ya guys..


Karena perlu readers ingat dan camkan baik – baik, semua orang bisa terkena AIDS. Belum ada vaksin pencegahan dan belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Penularan virus HIV sangat cepat. Pengetahuan yang baik tentang HIV – AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran HIV – AIDS lebih meluas.


So, see u later in next time ya guys...

Lets Go to stay healthy for better life. Bye...

Written by: @nou_chi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar