TERSEDAK,, BAHAYA ATAU KEJADIAN BIASA??
(Part 1)
Assalamualaikum...
Hallo readers semua,
selamat berjumpa lagi di ceritaku... ^_^
Oke guys..
Ceritaku kali ini akan
coba untuk membahas tentang sumbatan jalan napas oleh benda asing atau yang
sering disebut dengan tersedak, keselek atau sejenisnya guys.. Biar lebih
gampang untuk diinget ceritaku akan menggunakan bahasa tersedak selama proses
ceritaku kali ini ya guys...
Guys, jangan anggap remeh
tersedak ya guys.. Walaupun tersedak sendiri jarang terjadi, namun tersedak merupakan gangguan pada jalan napas yang jika tidak ditangani secara tepat dan benar dapat menyebabkan
kematian. Ihh.. serem banget
kan guys??
Karena banyaknya materi
yang harus ceritaku ceritakan maka, ceritaku akan membagi bahasan tentang tersedak
menjadi 2 bagian.. so tetap semangat ya untuk terus membaca... HeHeHe...
So, tersedak yang
bagaimana siii yang dapat mengancam dan bisa menimbulkan kematian??
Tersedak yang dimaksud adalah tersedak benda atau makanan yang berukuran
besar yang tidak sengaja salah masuk jalur. Salah masuk jalur?koq bsa?
Yups, semua makanan yang
kita makan, setelah kita kunyah di mulut akan masuk meluncur ke kerongkongan
selanjutnya kelambung yang merupakan sistem pencernaan. Pada kasus tersedak, makanan yang masuk ke mulut,
tidak terkunyah secara benar dan masih dalam ukuran besar , tidak sengaja masuk
ke saluran pernapasan atas, tepatnya ke faring atau bahkan bisa mencapai laring
guys... so, itu sebabnya kenapa disebut dengan salah jalur guys.. karena salah
jalur ini lah yang mengakibatkan orang yang tersedak
mengalami susah napas, gelisah, sulit bicara, memegang lehernya, pucat, bahkan
sampai ada yang mengalami penurunan kesadaran atau pingsan lho guys..
Hal ini bisa
terjadi karena pasokan oksigen tidak dapat masuk dan keluar ke dan dari paru –
paru guys..
Tersedak sendiri bisa bersifat ringan atau berat, tergantung dari seberapa
besar sumbatan yang terjadi. Kalo readers semua menemukan seseorang yang
mengalami tanda – tanda tersedak diatas, readers harus waspada dan segera
memberikan pertolongan yang tepat dan benar. Bayi dan anak – anak lebih sering mengalami
tersedak dibanding dengan orang dewasa lho guys.. hal ini
dikarenakan bayi belum memiliki reflek menelan yang baik, oleh karena itu untuk
para ibu jangan memberikan ASI atau makanan atau minuman saat bayi sedang dalam
keadaan tidur, atau menangis kencang. Jika ingin memberikan ASI, berilah
rangsangan untuk menurunkan atau menghentikan tangisan bayi sebelum readers
memberikan ASI. Jangan memaksakan tetap memberikan ASI, makanan, atau minuman
pada bayi yang sedang menangis karena akan memperbesar kemungkinan bayi akan
mengalami tersedak.
Tersedak pada anak sendiri
sering terjadi karena keingintahuan anak akan benda – benda yang dianggapnya
menarik, dan pada anak – anak dalam ilmu psikologis sedang berada dalam fase
oral, sehinggan anak akan senang sekali memasukkan benda – benda kedalam
mulutnya, yang sering mengakibatkan tersedak. Pengawasan dan memberikan arahan
yang baik pada fase oral ini mutlak diperlukan ya guys, karena lalainya
pengawasan pada fase ini, bukan hanya bisa mengakibatkan anak memiliki gangguan
makan, seperti anak gemar memakan rambut, batu, bedak, atau cat didinding lho
guys...
Okeh, kita balik lagi
membahas tentang tersedak ya guys...
Pada orang dewasa sendiri,
tersedak bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti makan sambil bicara, makan
terburu – buru dan lain – lain..
Penanganan tersedak pada
bayi, anak dan dewasa berbeda – beda caranya lho guys. So, tetep stay close n
lanjut bacanya sampai selesai ya guys...
Penanganan tersedak yang bersifat berat harus lebih
diutamakan dan sesegera mungkin diberikan tindakan pertolongan untuk mencegah kematian. Hal ini dikarenakan
sumbatan berat biasanya membuat penderita bisa mengalami penurunan kesadaraan
atau pingsan.
Untuk penderita tersedak
baik bayi, anak, atau dewasa yang tidak sadarkan diri maka langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Segera hubungi
layanan gawat darurat, panggil bantuan. Jika sarana kesehatan bisa ditempuh dalam waktu
kurang dari 5 menit, maka kita bisa langsung untuk membawa penderita ke sarana
kesehatan seperti puskesmas, klinik (asal jangan ke klinik kecantikan ya guys..
:D) atau rumah sakit. Jika jarak tempuh lebih dari 5 menit sebaiknya kita
menghubungi layanan gawat darurat sambil kita melakukan tindakan yang dapat
meringankan dan membantu penderita untuk mengeluarkan benda yang mengakibatkan
tersedak.
2. Segera baringkan
penderita, lakukan kompresi sebanyak 30 kali (menekan dinding dada
seperti sedang melakukan RJP (resusitasi jantung paru) dengan posisi penolong
berlutut, meluruskan ke 2 lengan ke dinding dada dan ke 2 tangan bertumpuk dan
menyilangkan jari jemari untuk anak yang lebih besar atau gendut, untuk dewasa,
dan bisa dilakukan untuk ibu hamil. Untuk bayi RJP bisa dilakukan dengan cara
mendempetkan 2 jari (ibu jari dan jari tengah) dan menekan dinding dada
diantara ke 2 puting bayi). Bila
mulut penderita terbuka, segera periksa apakah benda asing sudah ada dalam
rongga mulut. Bila benda belum terlihat maka terus lakukan kompresi hingga
benda terlihat dan masuk kedalam rongga mulut atau hingga layanan gawat darurat
datang. Pada penderita yang mengalami tersedak oleh air dalam jumlah banyak dan
tidak sadarkan diri, RJP dilakukan dan miringkan kepala ke kanan atau kiri
untuk memudahkan air keluar dari paru – paru.
3.
Jika benda sudah terlihat didalam rongga mulut, kita bisa
melakukan Finger Sweep atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda tersebut agar tidak kembali menyumbat/
tersedak. Namun, hal ini tidak boleh dilakukan jika ½
bagian benda terlihat dan ½ bagian benda lagi masih menyumbat. Karena dikhawatirkan dapat membuat
benda kembali masuk dan mendorong benda lebih dalam lagi menyumbat saluran
napas.
4. Jika benda sudah
bisa dikeluarkan dan penderita masih tidak sadarkan diri, Periksa nadi
penderita di area jugularis ( daerah leher 2 jari dari jakun kearah kanan atau ke arah
kiri) apakah masih ada denyutan atau tidak. Periksa
nadi harus dilakukan didaerah jugularis jangan dilakukan di area sekitar tangan
atau lengan ya guys... lho kenapa bisa begitu?? Karena area jugularis adalah area terdekat
jantung sehingga untuk memastikan apakah jantung berdenyut atau tidak
dengan tepat kita bisa merasakan denyutannya di area jugularis, sedangkan area tangan atau lipatan lengan
adalah area terjauh dari jantung sehingga, keakuratan dan keefektifan
dalam merasakan denyutan jantung pada orang yang tidak sadarkan diri sangat
bias dan tidak akurat.
5.
Jika pasien tidak ada denyut jantung maka lanjutkan memberikan
kompresi dada lalu napas buatan apabila layanan gawat darurat belum datang.
Jika denyut teraba, namun pasien tidak bernapas (cek napas dengan cara melihat pergerakan
dinding dada, apakah naik turun seperti bernapas atau dengan mendekatkan pipi
kita ke hidung penderita sambil melihat pergerakan dinding dada, jika tidak ada
hembusan napas dari hidung dan tidak ada pergerakan dinding dada, maka
penderita bisa dibilang tidak bernapas) segeralah
memberikan bantuan napas dengan napas buatan. Orang awam sering
melakukan napas buatan dengan cara mulut ke mulut. Hal ini benar, namun akan
lebih baik lagi jika tidak bersentuhan langsung mulut dengan mulut. Karena kita
tidak dapat memastikan apakah penderita bebas dari penyakit seperti TBC,
Hepatitis, atau HIV-AIDS. Sehingga dianjurkan untuk melapisi mulut penderita
dengan kassa atau kain sebelum melakukan napas buatan. Pemberian napas buatan
dilakukan dengan cara 1 tangan menarik dagu ke atas dan membuka mulut
penderita, dan 1 tangan menekan dahi kearah bawah. Mulut penderita harus
semuanya masuk kedalam area mulut penolong untuk memastikan bahwa udara yang
masuk tidak keluar ke lingkungan. Hal ini dilakukan
jika layanan gawat darurat belum juga datang.
Gimana guys?apakah sudah tergambar
bagaimana cara untuk memberikan pertolongan pada penderita tersedak dengan
penurunan kesadaran?? Semoga sudah ya guys..
So selanjutnya kita akan
membahas tentang cara penanganan penderita tersedak yang masih sadar pada orang
dewasa, atau bisa dilakukan pada anak yang lebih besar atau gendut. Caranya
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk Sumbatan Ringan
Biasanya penderita masih
bisa berbicara dan tindakannya adalah meminta penderita untuk batuk.
2.
Untuk Sumbatan Berat
Biasanya penderita tidak
bisa bicara dan memegang lehernya dan terlihat panik. Readers bisa menolong dengan cara melakukan Abdominal Thrust dengan cara:
a.
Posisi penolong dibelakang pasien, kemudian lingkarkan ke 2 lengan
ke bagian atas perut.
b.
Condongkan badan penderita kearah depan. Kepalkan salah satu tangan
letakkan dibatas bawah tulang sternum (ulu hati) dengan tangan lainnya
menyelimuti kepalan tangan.
c.
Dorong keatas sebanyak 5 kali atau sampai penderita memuntahkan
benda yang tersedak. Hal ini tidak berlaku bagi ibu hamil karena dapat
merangsang kontraksi uterus.
d. Pada ibu hamil, melingkarkan lengan dan meletakkan kepalan tangan jangan
dibawah tulang sternum (ulu hati) tapi di area
dada. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontraksi uterus (mules berlebih
dan terasa seperti ingin melahirkan).
Kalo ga sengaja menelan
bulet” duri ikan, itu termasuk tersedak bukan yaa??
Readers semua, kalo ga
sengaja menelan duri ikan, itu bukan tersedak ya guys, walaupun kalo kita
menelan duri ikan akan terasa sakit di tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan,
tapi itu tidak membahayakan dan mengakibatkan gangguan dan kesulitan bernapas.
Inget ya guys, yang dimaksud tersedak itu adalah tidak sengaja menelan benda
atau makanan yang ukurannya besar, seperti kelereng, bakso, bola kecil, siomay
dan kawan – kawannya atau bisa juga air dalam jumlah yang banyak. Jadi kalo
duri ikan ga termasuk ya guys..
Hmmm..
Ini adalah bagian akhir
dari Part 1 guys...
Kita akan bertemu lagi di
part berikutnya, masih dengan bahasan yang sama yaitu tersedak. Pada bagian
part 2 ceritaku akan membahas tentang penanganan tersedak pada anak dan bayi.
So, tetap semangat untuk lanjut menuntaskan membaca ya guys.. biar ilmu yang
didapat ga setengah – setengah...
So, see u later in next time ya guys...
Lets Go to stay healthy
for better life. Bye...
Written by: @nou_chi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar