Mengenali Demam dan Kejang pada Anak
Assalamualaikum...
Hai readers
kita berjumpa lagi..
Kali nie
saya akan mencoba untuk berbagi ilmu
tentang demam dan kejang pada anak..
So untuk
readers semua, yuuu kita kenalan sama demam dan kejang pada anak..
Demam dapat diartikan
sebagai naiknya suhu badan diatas normal yaitu diatas 380C. Demam merupakan
salah satu tanda awal adanya infeksi, meskipun tidak semua demam merupakan
tanda infeksi. Oelh karena itu diperlukannya pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui penyebab pasti dari demam. Suhu tubuh sendiri dapat meningkat karena
berbagai faktor. Antara lain aktivitas fisik, emosi, selesai makan, memakai
pakaian tebal, suhu lingkungan yang tinggi, lingkungan dengan kelembapan yang
tinggi, dan perlaihan cuaca.
Kejang adalah suatu
kondisi saat tubuh anak tidak dapat menahan serangan demam pada suhu tubuh
tertentu. Kejang sendiri merupakan hasil dari pelepasan listrik yang abnormal
oleh otak. Suhu tubuh yang tinggi mengakibatkan rangsangan kerja saraf
berlebihan sehingga jaringan syaraf tidak bisa lagi mengkoordinasikan syaraf –
syaraf yang terdapat di anggota gerak tubuh, antara lain lengan dan kaki. Akibatnya
terjadilah kejang pada lengan dan kaki. Penyebab kejang bermacam – macam antara
lain kejang neonatal dan kejang demam. Yuk kita bahs satu persatu...
Kejang neonatal
disebabkan oleh cedera saat lahir, kelainan metabolisme, infeksi, yang
menyerang anak pada bulan pertama kelahiran. Sedangkan kejang demam kejang yang ditimbulkan
karena demam dan sering muncul pada awal – awal demam. Penyebab paling sering
dari kejang demam adalah infeksi saluran napas atas. Kejang demam sangat sering
terjadi dan mengenai sekitar 4% dari anak – anak, dan paling sering menyerang
di tahun kedua kehidupan. Kejang demam sangat berkaitan dengan usia, jarang
ditemukan kejadian kejang demam pada anak diatas usia 6 tahun.
Kompres juga salah
satu tindakan yang bisa membantu dalam menurunkan panas pada anak. Tapiii jangan
asal kompres ya guys...
Kompres juga punya
tekniknya guys...
Untuk suhu tubuh 38 –
390C kompres yang sesuai adalah kompres dengan air biasa. Lho koq
air biasa bukan air es??? Itu semua agar tubuh tidak kaget guys dengan
perbedaan suhu yang drastis dan menghindari penurunan suhu tubuh secara
mendadak. Untuk suhu tubuh ≥ 400C kompres dengan air hangat guys. Kenapa
begitu? Air panas dapat membantu dalam melebarkan pori – pori sehingga panas
tubuh bisa keluar dari pori – pori tersebut. Tempat – tempat kompres yang
paling efektif adalah tempat – tempat yang mengandung pembuluh darah besar
yaitu kedua ketiak, kedua selangkangan, tengkukan lutut, dan dahi. Pemakaina baju
yang tipis juga dianjurkan untuk membantu dalam menurunkan suhu tubuh.
Hal penting lainnya
yang juga harus diingat adalah pemberian cairan yang cukup. Karena penaikan suhu tubuh 10C
maka terjadi kenaikan kebutuhan tubuh 12 % akan cairan bergantung pada berat
badan anak itu sendiri. Hal ini untuk menghindari terjadinya kejang pada anak,
selain itu juga membantu tubuh dalam menurunkan suhu tubuh karena cairan akan
dikeluarkan melalui urin. Jangan sampai readers lupa ya untuk memberikan cairan
yang cukup selama demam, sehingga tidak terjadi dehidrasi yang bisa
mengakibatkan kejang pada anak.
Jika readers menemukan
anak yang sedang kejang demam, hal pertama yang dilakukan adalah tetap tenang
dan jangan panik. Berikut adalah tips untuk menangani kejang demam pada anak sebagai
berikut:
1. Telungkupkan dan
palingkan wajahnya kesamping.
2. Ganjal perutnya dengan
bantal agar tidak tersedak.
3. Lepaskan pakaian yang
tebal atau selimut, kompres dengan air hangat.
4. Bila anak muntah
bersihkan mulutnya dengan jari sambil tetap memiringkan kepala anak.
5. Bawalah ke rumah sakit
untuk mendapatkan penanganan selanjutnya dan menentukan penyebab terjadinya
kejang demam sehingga anak mendapatkan pengobatan yang sesuai dan kecacatan
fisik dapat dihindari.
Pasti readers bertanya
– tanya bagaimana menentukan bayi itu sakit atau tidak. Ada cara mudah untuk
mengetahui tanda – tanda bayi sehat atau sakit. Berikut adalah langkah –
langkah dalam melihat bayi itu sehat atau sakit dan skalanya.
Butir
Observasi
|
Normal
|
Gangguan
Sedang
|
Gangguan
Berat
|
Kualitas menangis
|
Kuat
dengan nada normal, senang atau tidak menangis.
|
Merengek
atau terisak
|
Lemah atau merintih
atau merintih dengan nada tinggi
|
Reaksi
terhadap stimulasi orang tua (efek terhadap menagis bila dipeluk, dipangku,
ditepuk punggungnya atau digendong)
|
Menangis
sebentar kemudian berhenti atau senang dan tidak menangis.
|
Menangis berhenti
kemudian menangis lagi.
|
Menangis terus
menerus atau nyaris tidak berespon.
|
Variasi keadaan
(dari bangun ke tidur atau dari tidur kebangun)
|
Bila
bangun kemudian tetap bangun ataubila tidur kemudian dirangsang segera
bangun.
|
Mata
menutup sebentar kemudian bangun, atau bangun setelah dirangsang lama.
|
Tidak mau bangun
atau jatuh tertidur.
|
Warna kulit
|
Merah muda.
|
Tangan,
kaki pucat atau akrosianosis (tangan dan kaki biru).
|
Pucat, atau biru, atau keabu – abuan.
|
Hidrasi (kelembapan
kulit, mata dan mulut)
|
Kulit
normal dan mata mulut lembap.
|
Kulit, mata normal,
mulut sedikit kering.
|
Kulit
seperti adonan atau keriput,dan mata cekung, mulut kering.
|
Respon
terhadap pengantar sosial ( dipeluk, digendong, dicium, diajak bicara,
dihibur)
|
Tersenyum
atau waspada.
|
Senyum
sebentar atau waspada sebentar.
|
Tanpa
senyum, wajah khawatir, datar tanpa ekspresi, atau tanpa waspada.
|
Semoga apa yang tadi
sudah kita bahas bisa bermanfaat. Jangan sungkan untuk berbagi ilmu dan
pengetahuan ya readers. Semakin banyak calon orang tua, orang tua, masyarakat
umum yang tau tentang kejang demam, akan semakin sedikit kemungkinan anak
mengalami kejang demam...
So, see u later in
next time ya guys...
Lets Go to stay
healthy for better life. Bye...
Written by: @nou_chi
References:
M.
William Schwartz. Pedoman Klinis Pediatri [ e – Book]. EGC: Jakarta; 2005. Tersedia
Dari http://books.google.co.id/books?id=nAiVD-fGx2AC&pg=PA336&dq=demam+pada+anak&hl=id&sa=X&ei=7AHdUcuVEcTGrAeWq4HIDw&ved=0CDoQ6AEwAw#v=onepage&q=demam%20pada%20anak&f=false
M.
C. Widjaja. Kesehatan Anak Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita [ e –
Book]. Tersedia Dari http://books.google.co.id/books?id=oranTjr2P9EC&pg=PA11&dq=demam+pada+anak&hl=id&sa=X&ei=7AHdUcuVEcTGrAeWq4HIDw&ved=0CCwQ6AEwAA#v=onepage&q=demam%20pada%20anak&f=false
Marry
E. Muscari. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik [ e – Book]. EGC: Jakarta ;
2005. Tersedia Dari http://books.google.co.id/books?id=Xo5iH7MSZCIC&pg=PA185&dq=demam+pada+anak&hl=id&sa=X&ei=agjdUYvMOI-rrAff44GwDg&ved=0CDQQ6AEwAjgK#v=onepage&q=demam%20pada%20anak&f=false
David
Hill, Derck I., Johnson. Dasar – Dasar Pediatri
[e – Book]. EGC: Jakarta; 2008. Tersedia Dari http://books.google.co.id/books?id=tyvqKwsfM6UC&pg=PA282&dq=demam+pada+anak&hl=id&sa=X&ei=7AHdUcuVEcTGrAeWq4HIDw&ved=0CEMQ6AEwBQ#v=onepage&q=demam%20pada%20anak&f=false
Behrman,
Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak [ e – Book]. EGC: Jakarta; 2009. Tersedia Dari
http://books.google.co.id/books?id=0dRhHnfPpBgC&pg=PA281&dq=demam+pada+anak&hl=id&sa=X&ei=7AHdUcuVEcTGrAeWq4HIDw&ved=0CEgQ6AEwBg#v=onepage&q=demam%20pada%20anak&f=false
Roy
Meadow, Simon Newel. Lecture Notes Pedriatika [ e – Book]. Edisi Ke 7. EMS: Jakarta; 2003. Tersedia Dari http://books.google.co.id/books?id=EsX3D_3jQnEC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar