Sabtu, 15 Februari 2014

Seri Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa: Perilaku Kekerasan

LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A.  Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
B.  Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal dan marah yang tidak konstrultif. (Stuart & Sudden, 1995).
Perilaku kekerasan adalah perasaan marah normal bagi setiap individu namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan diri berfluktuasi sepanjang respon adaptif dan maladaptif. (Kelliat, 1991).
Dari dua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kekerasan adalah perasaan marah seseorang sepanjang respon adaptif dan maladaptif, dimana seseorang tersebut dapat membahayakan secara fisik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

C.  Tanda dan Gejala
1.     Fisik
a.    Mata melotot/ Pandangan tajam.
b.    Tangan mengepal.
c.    Rahang mengatup.
d.    Wajah memerah.
e.    Postur tubuh kaku.
2.    Verbal
a.    Mengancam.
b.    Mengumpat dengan kata – kata kasar atau kotor.
c.    Suara keras.
d.    Bicara kasar/ ketus.
3.    Perilaku
a.    Menyerang orang.
b.    Melukai diri sendiri/ orang lain.
c.    Merusak lingkungan.
d.    Amuk/ agresif.
D.  Penyebab
Untuk menegaskan keterangan diatas pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian individu menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai gambaran negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
E.  Gejala Klinis
1.     Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat oenyakit dan tindakan terhadap penyakitnya ( ex: rambut rontok akibat kemoterapi).
2.    Rasa rendah diri sendiri (mengkritik dan menyalahkan diri sendiri).
3.    Percaya diri kurang (sulit mengambil keputusan).
4.    Menciderai diri ( akibat dari harga diri yang rendah dan disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri hidupnya). (Budi Ana Kelliat, 1991).
F.  Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan – tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain, maupun lingkungannya.
G.  Psikopatologi


H.  Diagnosa Keperawatan Utama
Perilaku Kekerasan
I.    Intervensi

Dx. Ns
Intervensi
Tujuan
Kriteria hasil
Tindakan
Rasional
1.
1.     Mengidentifikasi penyebab dan tanda perilaku kekerasan.
2.    Menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan.
3.    Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
4.    Menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan.
5.    Mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, verbal, non verbal, spiritual dan terapi farmakologi
1.     Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala, dan akibat perilaku kekerasan.
1.     Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat perilaku kekerasan.
1.     Dengan mengetahui penyebab perawat dapat menganalisis masalah utama yang dialami oleh klien sebagai bahan acuan untuk memberikan asuhan keperawatan secra komprehensif.
2.    Memperagakan cara fisik mengontrol perilaku kekerasan.
2.    Latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal.
2.    Menarik napas dalam dapat memberikan ketenangan, sedangkan pukul bantal dapat mengalirkan emosi ke benda yang tidak membahayakan.
3.    Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
3.    Memasukan kedalam jadwal harian klien
3.    Dengan memasukan kegiatan yang sudah dilakukan ke dalam jadwal harian klien, klien dapat dengan sering berlatih untuk menggunakannya.
4.    Memperagakan cara verbal/ sosial untuk mengontrol perilaku kekerasan.
4.    Latihan sosial/ verbal
a.    Menolak dengan baik.
b.    Meminta dengan baik.
c.    Mengungkapkan dengan baik.
4.    Dengan berlatih verbal/ sosial diharapkan emosi yang dikeluarkan oleh klien bisa terarah.
5.    Memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
5.    Berlatih cara spritual sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh klien.
5.    Dengan berlatih secara spiritual diharapkan klien dapat memperoleh ketenangan jiwa dan memperbayak cara yang dapat digunakan klien dalam mengontrol perilaku kekerasan yang datang.
6.    Memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
6.    Latihan patuh minum obat
6.    Dengan minum obat secara patuh dan benar diharapkan emosi klien dapat terkontrol.
7.    Mengajarkan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar dan diskusikan efek obat yang akan dialami oleh klien.
7.    Diskusikan cara penggunaan obat dengan prinsip 5 benar dan efek yang akan dirasakan klien setelah meminun obat.
7.    Dengan mengajarkan prinsip 5 benar obat diharapkan klien termotivasi untuk patuh dalam pengobatan yang dijalani dan meminimalisir kesalah dalam penggunaan obat.  Menjelaskan efek yang akan dirasakan klien setelah meminum obat meminimalisir rasa khawatir klien terhadap efek dari pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar